Sabtu, 08 Januari 2011

Sejarah Tech Deck

Fingerboards pertama kali dibuat sebagai mainan buatan sendiri di tahun 1970 dan kemudian menjadi sebuah hal baru melekat pada gantungan kunci di toko-toko skate (tetapi juga disebutkan sebagai model untuk skateboard) Dalam dokumenter 1985 "Masa Depan primitif" sebuah nada adalah buatan sendiri. dikendarai di wastafel, beberapa menganggap ini rekaman nada awal yang tersedia untuk melihat masyarakat. The fingerboard buatan sendiri dibangun dari kardus, pengaduk kopi, dan Hot Wheels as [1 Fingerboards] telah menjadi bagian perifer dari industri skateboarding sejak akhir 1980-an dan pada awalnya dipasarkan sebagai gantungan kunci.. Meskipun hampir "rideable," mereka telah diperbaiki oleh Tech Deck merek yang menghasilkan massa "rideable" skateboard miniatur. hiburan pertama berlisensi fingerboards diperkenalkan oleh Bratz Mainan, dirilis melalui perusahaan mainan yang berbasis di Hong Kong bernama Prime Time Mainan, dan dirancang oleh Pangea , perusahaan yang membantu mengembangkan Teenage Mutant Ninja Turtles line Mainan mainan untuk Playmates. Desain yang dimanfaatkan dari properti hiburan seperti "Speed Racer," "Woody Woodpecker", "NASCAR," "Heavy Metal," dan "Crash Bandicoot." Papan merek berlisensi mengemudikan Tech Deck ke lisensi merek perkotaan yang kuat, bukan sekedar membuat desain sendiri. Pada akhir 1990-an, sebagai fingerboards menjadi lebih menonjol di luar komunitas skateboard, X-Konsep 'Tech deck berlisensi "pro grafis skateboard aktual dari merek utama" naik "hak 1999 fingerboard ombak menjadi Wal-Mart dan toko besar lainnya" Pada tahun 1999 ada Tech Deck fashion mengumpulkan satu dari setiap desain mirip dengan mode Baby Beanie bulan sebelum. Dengan demikian, Tech Deck, dan distributornya di Mainan Spin Master, tiba-tiba menemukan diri mereka pasar yang besar untuk susu. Hiburan merek berbasis fingerboard tidak bisa bersaing melawan raksasa perkotaan, dan akhirnya menghilang. Lainnya "pemain utama dalam industri skateboard" segera diikuti dengan harapan menuai keuntungan sebagai anak-anak bermain mainan-muda akan memilih untuk mengambil skateboard fingerboards Lebih modern fitur ". Roda dipertukarkan dan truk, ukuran skala cukup akurat, dan pad -grafis dicetak direproduksi dari perusahaan skateboard paling populer dalam bisnis ini " Banyak perusahaan fingerboard. menyediakan segala macam aksesoris fingerboarding termasuk komponen canggih dan dikustomisasi dapat menduplikasi, dalam skala-model, pengalaman skateboarding. Mereka demikian dikembangkan fingerboard menjadi mainan tertagih dan praktik ke dalam bentuk "skating mental".




Fingerboarding sangat populer di Eropa dan Amerika Serikat, dan ada tumbuh popularitas di Eropa Timur. Selain skateshops dan internet, Fingaspeak, toko fingerboard dibuka di Steyr, Austria meskipun dikabarkan akan dunia toko fingerboard pertama itu bergabung daftar toko yang sangat kecil fingerboard yang tersedia. Meskipun olahraga fingerboarding berasal dari Amerika Serikat lebih dari 25 tahun yang lalu itu benar-benar telah terbakar di dunia Eropa. Amerika Serikat adalah mengikuti setiap jadi lambat dan diperkirakan bahwa meskipun popularitas tampaknya mendukung Eropa Amerika fingerboard adegan memiliki penjualan lebih banyak. Hal ini mungkin disebabkan oleh banjir pasar dan ketersediaan sumber daya di Amerika Serikat. Fingerboarding telah berkembang dari hobi ke gaya hidup bagi sebagian orang. Fingerboard-product sales were estimated at $120-million for 1999.



Sabtu, 11 Desember 2010

5 Pemain Sepakbola Dunia Dengan Ritual Anehnya

1. David James


Secara blak-blakan, kiper Portsmouth itu mengungkapkan kebiasaan joroknya sebelum bermain. Ritual pertamanya adalah diam seribu bahasa mulai dari H-1 pertandingan hingga peluit panjang dibunyikan.Selain itu, James juga hanya akan kencing di saat toilet tidak ada satu orang pun. Ritual dilanjutkan dengan meludah di dinding.




2. Johan Cruyff


Legenda sepakbola Belanda itu juga punya kebiasaan yang tak kalah unik, mulai dari menjadikan kiper Gert Bals sebagai sansak hidup saat masih di Ajax, hingga membuang permen karet yang dikunyahnya ke lapangan lawan sebelum kick-off.
Ritual yang terakhir sempat lupa dilakukannya saat Ajax melawan AC Milan di final Piala Eropa 1969. Hasilnya, Ajax babak belur dihajar AC Milan 4-1.





3. Pele


Legenda sepakbola Brasil ini yakin jika ingin terus menunjukkan penampilan terbaik, Pele harus bermain dengan jersey tim yang sama.Pernah pada suatu ketika dia secara tidak sadar memberikan kaosnya itu ke seorang fans. Sadar telah membuat kesalahan, Pele meminta seseorang untuk mancari kaos tersebut. Penampilan Pele sendiri saat itu tidak karuan. Seminggu kemudian kaos Pele ditemukan dan dia bisa tampil baik lagi.Rupanya, teman Pele yang memberi kaos tersebut tidak mengatakan jika kaos yang diberikannya itu adalah kaos lain.




4. Booby Moore


Kapten tim nasional Inggris di eran 60-an hingga 70-an itu memiliki kebiasaan unik mengenakan celana bolanya hanya setelah orang lain di kamar ganti telah selesai mengenakan pakaian mereka.




5. John Terry


Kapten Chelsea itu hanya akan kencing di toilet yang sama di Stamford Bridge. Jika ada yang menggunakannya, John Terry akan menunggu siapapun yang menggunakannya hingga selesai. John Terry juga hanya akan parkir di tempat sama.



Kamis, 02 Desember 2010

Imperial Knight Templar

1. Billmen
Billmen are the first unit of proper (i.e. not a peasant militia – see the peasant section below) polearms you can get - that is as long as you are English! Billmen are very good, solid polearms and they have balanced stats. This means they can kill effectively and survive the battle in reasonable numbers as long as nothing disastrous happens. While billmen can handle a front-on charge by heavy cavalry you should try to avoid this, as they are not strong enough to resist the charge without taking substantial losses in the process. Send billmen charging into the rear of a group of heavy cavalry and they will slice them up into horsemeat.

2. Halberdiers
Halberdiers are the final unit in the peasant food chain. Unlike militia they are not classed as peasants because they have enough training and stats to squeak into the professional soldier class. Halberdiers are slow but unlike the chivalric foot knights they do not really have the stats to march straight at the enemy and damn the consequences. Their morale is too low and their attack is also low so they will not do much damage, even against armoured targets. The best use for halberdiers is hinted at by their extraordinary armour and defence ratings – most missiles will bounce off their armour. This allows them to stand in the middle of a missile storm and only take a couple of casualties – if they do not take casualties they receive no morale penalties. It is also hard for other units to kill the individual men, unless they have armour-piercing weapons and even then it will take some time before the casualties start to add up. Therefore halberdiers are very effective when you need a unit to send into an arrow shower to deplete enemy ammunition and set up a bridgehead while your other, better units move in to attack. Send halberdiers across a bridge first, they will take few casualties from the missiles and they will be able to hold their own on the other side of the bridge just long enough for your more valuable troops to cross in safety. Yes they will eventually break and run, yes they will do little damage but all that matters is that they will have absorbed the missiles and given others a chance to cross in safety.

3. Viking

Vikings have a shield and are generally quite balanced stat wise. This means they don’t excel at anything but they are not particularly bad at anything either. They are solid Axemen and are at home in any army, once again they are best used to flank armour units and you will get results as long as you do this.  

I THINK THIS STORY ENOUGH FOR THIS TIME, BUT THIS STORY WILL BE CONTINUED NEXT TIME  :)

-THREAD WILL BE CONTINUED-

Ulangan Harian 1 - 8 (pantun,puisi,novel dll)

ULANGAN KEDUA
Pohon talas tumbuh berjajar

Tumbuh berjajar dengan rata
Jangan malas untuk belajar
Kita belajar mengejar cita-cita

Ikan belang ikan selayar
Ikan selayar mengejar gurita
Siapa bilang malas belajar
Aku belajar mengejar cita-cita

Buah  duku  ada sepuluh
Hilang satu tinggal sembilan
Tuntut  ilmu  bersungguh-sungguh
Jangan  sampai  ketinggalan

Buah duku  bukanlah  salak
Jangan beli  buah durian
Tuntut  ilmu jangan lah salah
Jangan jadi  sesal  kemudian

Sapu lidi ditengah balai
Balainya kotak tidak terkurung
Jangan  jadi orang tak pandai
Bagaikan  katak dalam tempurung


ikan sotong diatas kubur
Sangatlah bau bunga setaman
Jangan sombong  jangan  takabur
Kalau  kita mau banyak teman

Tangkap hiu untuk memasak
Jangan melayang  diatas samudera
Meski  ilmu sangatlah banyak
Tidak  sembahyang  apalah guna


Pohon  pepaya  bukanlah  salak
Pohon  manggis  bukanlah  jarak
Teman  tertawa  sangatlah banyak 
Teman  menangis  janganlah  harap.

ULANGAN PUISI

1.     Membaca Sekilas


Ayah

Ayahku lucu sekali
Suka menggoda di kala ku sedih
Pura–pura marah jika aku manja
Tak berapa lama, ayah sudah senyum lagi

Ayahku baik sekali
Suka membelikan kue saat ku ulang tahun
Suka memberi hadiah saat ku naik kelas
Tak mengeluh saat dia lelah

Ayahku
Terima kasih atas jerih payahmu
Bekerja tak henti
Demi kami, keluargamu



2.     Menandai Sekilas

·          Sulit           ; - Jerih payah         = Kerja keras
   - Mengeluh           = Merasa sakit atau merasa berat

·          Pokok        ; - Ayahku lucu sekali
   - Ayahku baik sekali
   - Terima kasih atas jerih payahmu

·          Indah         ; - Terima kasih atas jerih payahmu
   - Demi kami, keluargamu


3.     Tafsir Larik

Ayahku lucu sekali  (Ayahku sangat menyenangkan)
Suka menggoda di kala ku sedih  (Selalu menghiburku)                  
Pura – pura marah jika aku manja     (Senang bercanda denganku)
Tak berapa lama, ayah sudah senyum lagi   

Ayahku baik sekali   (Ayahku sangat menyangiku)
Suka membelikan kue saat ku ulang tahun  (Penuh perhatian kepadaku)     
Suka memberi hadiah saat ku naik kelas (Selalu memberiku semangat)
Tak mengeluh saat dia lelah   (Tidak mudah menyerah)

Ayahku
Terima kasih atas jerih payahmu  (Pengorbanan seorang ayah)
Bekerja tak henti (Bekerja dengat giat)
Demi kami, keluargamu  (Untuk menghidupi keluarga)



4.     Parafrase

Ayahku (sangat) lucu sekali
Suka menggoda di (saat) ku sedih
(Ber)pura – pura marah jika aku (sedang) manja
Tak  berapa lama , ayah(ku)  sudah (ter)senyum lagi

Ayahku (engkau) baik sekali
Suka membelikan ku kue disaat ku ulang tahun
Suka memberi hadiah saat ku naik kelas
Tak mengeluh saat dia lelah

Ayahku
Terima kasih atas (pengorbananmu)
Bekerja (dengan sungguh sungguh)
Demi kami, keluargamu


5.     Mengubah Puisi Menjadi Prosa
Ayahku adalah orang yang paling menyenangkan dalam hidupku. Dia selalu menghiburku saat aku bersedih. Dia juga senang bercanda denganku, terbukti saat aku manja dia berpura-pura marah padaku. Namun beberapa saat kemudian dia kembali tersenyum kepadaku.
Selain menyenangkan ayahku juga sangat baik kepadaku. Saat aku ulang tahun, ayah membelikan kue sebagai wujud kasih sayang dan perhatiannya kepadaku. Ayah juga selalu memotivasiku saat kenaikan kelas dengan memberiku hadiah. Dan disaat dia lelah dengan pekerjaannya dia tidak pernah mengeluh.
Aku sangat berterima kasih kepadanya karena telah berkorban dengan bekerja keras untuk menghidupiku dan keluargaku.



6.     Pesan Pengarang

Kita harus berterima kasih kepada ayah kita karena telah menyayangi kita, bekerja keras dan berkorban untuk menghidupi kita dan keluarga.



7.     Memberi tanda baca
Ayahku / lucu sekali //
Suka menggoda / di kala ku sedih //
Pura – pura marah / jika aku manja //
Tak berapa lama / ayah sudah senyum lagi //

Ayahku / baik sekali //
Suka membelikan kue / saat ku ulang tahun //
Suka memberi hadiah / saat ku naik kelas //
Tak mengeluh / saat dia lelah //

Ayahku//
Terima kasih / atas jerih payahmu //
Bekerja tak henti//
Demi kami / keluargamu //

ULANGAN KELIMA

Tugas Membaca Novel Anak

“The Prince of Chess”

1.    Sinopsis

Pada awalnya Masruri atau yang biasa di panggil Ruri tidak menyukai permainan catur, dia lebih menyukai permainan sepak bola karena menurutnya permainan catur sangat membosankan. Suatu ketika saat Ruri ingin bermain sepak bola, bapaknya memanggil dan mengajaknya bermain catur. Ruri menolak, namun bapak merayunya dengan memberikan permen jika dia mau bermain catur sehingga Ruri pun mulai belajar bermain catur.
Setelah beberapa kali diajak bermain catur oleh bapaknya dengan diiming-imingi hadiah berupa roti, akhirnya Ruri pun mulai menyukai permainan catur. Setiap hari dia selalu bermain catur dan berlatih bersama bapak dan kakaknya sehingga dia menjadi jago bermain catur bahkan melebihi kehebatan bapaknya yang juara catur di lingkungan rumahnya. Karena Ruri semakin jago bermain catur, bapaknya sering mengajaknya mengikuti kejuaraan catur di beberapa daerah seperti Semarang, Madura dan Karawang.
Selama mengikuti kejuaraan, Ruri beberapa kali mengalami kekalahan. Walaupun kalah, tetapi dia tidak putus asa bahkan sebaliknya dia semakin giat berlatih agar menjadi juara lebih baik. Sampai akhirnya Ruri pun berhasil meraih juara 1 dan mendapat gelar Master. Setelah beberapa kali menjuarai kejuaraan catur tingkat nasional Ruri diikutsertakan oleh PERCASI pada kejuaraan catur internasional yang diadakan di Yunani. Pada kejuaraan  internasional ini Ruri mendapat peringkat 3.

2.    Tokoh
·      Masruri
wataknya : - memiliki cita cita yg tinggi, (lihat pada halaman 23)
- rajin (lihat pada halaman 40)
- tidak putus asa, (lihat pada halaman 41) 
- tidak sombong, (lihat pada halaman 72)
·      Ibu
wataknya : - perhatian, (lihat pada halaman 81)
·      Bapak
wataknya : - mendukung anak (lihat pada halaman 79)
- pantang menyerah (lihat pada halaman 80)
·      Nikolas
wataknya : - berjiwa besar, (lihat pada halaman 54)
·      Susanto
wataknya : - sabar, (lihat pada halaman 86)
·      Nenek Sar
wataknya : - penakut, (lihat pada halaman 12 dan 13)



3.    Tokoh Favorit
Tokoh favorit saya pada novel ini adalah Bapak (Mudakir), karena selalu memotivasi dan melatih Ruri agar menyukai catur serta membanting tulang untuk membiayai anaknya.

4.    Pesan Pengarang
Novel ini mempunyai pesan moral yaitu : kita harus selalu bekerja keras, pantang menyerah dalam menggapai cita cita, bersabar jika mengalami kekalahan, tidak putus asa ketika kita sedang ditimpa musibah, berbakti  kepada orang tua, memiliki cita cita yg tinggi,rajin dalam berlatih,rendah hati atau tidak sombong.

5.    Cerita Versi Sendiri

Masruri atau yang biasa di panggil Ruri adalah seorang anak yang berbeda dengan anak-anak lainya. Rata-rata anak lelaki menyukai permainan sepak bola, tetapi Ruri justru menyukai permainan catur karena permainan ini dapat mengasah kemampuan otaknya. Awalnya dia menyukai permainan catur karena sering melihat bapak dan kakaknya bermain catur. Kemudian dia pun meminta diajari bermain catur kepada bapaknya.
Setelah beberapa kali diajari bermain catur oleh bapaknya dengan, akhirnya Ruri pun mulai mahir bermain catur. Setiap hari dia selalu bermain catur dan berlatih bersama bapak dan kakaknya sehingga dia menjadi jago bermain catur bahkan melebihi kehebatan bapaknya yang juara catur di lingkungan rumahnya. Karena Ruri semakin jago bermain catur, bapaknya sering mengajaknya mengikuti kejuaraan catur di beberapa daerah seperti Semarang, Madura dan Karawang.
Selama mengikuti berbagai kejuaraan, Ruri tidak pernah mengalami kekalahan karena selama ini dia selalu giat berlatih dan mengasah kemampuanya agar dia dapat menjadi juara. Sampai akhirnya Ruri pun berhasil meraih juara 1 dan mendapat gelar Master. Setelah beberapa kali menjuarai beberapa kejuaraan catur tingkat nasional PERCASI mulai melirik kemampuan Ruri bermain catur. Akhirnya Ruri pun diberangkatkan ke Yunani untuk mengikuti kejuaraan catur internasional. Tak diduga-duga Ruri berhasil keluar menjadi juara 1 kelompok umur 11 tahun.

ULANGAN KEENAM
JOGJAKU BERSEDIH

Rabu pagi yang cerah pada 25 mei 2006, aku beserta keluarga pergi ke Jogja untuk menghadiri lamaran kakak sepupuku yang akan menikahi gadis Jogja. Aku sangat lelah sekali di perjalanan ini. Aku yang waktu itu baru duduk di kelas dua SD hanya bisa tidur di dalam jok belakang, jadi aku tidak sempat menikmati pemandangan perkampungan dan sawah-sawah. Perjalanan ini sungguh lama, karena maklum jarak yang harus ditempuh dari Jakarta ke Jogja memakan waktu sampai seharian penuh.
Setelah lebih dari 12 jam dalam perjalanan kami akhirnya sampai di kota pelajar. Kami menginap di rumah pakdeku. Esok harinya kami menyambangi rumah calon mertua kakak sepupuku. Acaranya pertemuan antara keluarga mempelai laki-laki dan perempuan. Setelah itu dilanjutkan makan malam. Saat itu kami semua bahagia, namun kebahagian itu  terhenti sejenak karena keesokan harinya terjadi musibah yang sungguh memilukan.
Sesaat setelah adzan subuh berkumandang kota jogja masih tertidur, begitu pula aku. Kira-kira pukul 05.55 WIB aku merasa ada sesuatu yang bergetar dari tanah. Aku kaget, lalu aku sekonyong-konyong bangun dan menuju pojok kamar tidur. Aku mendengar suara gaduh dari luar. Aku tidak mengerti suara apa itu karena suara itu berasal dari ucapan-ucapan bahasa jawa. Aku ingin menanyakan sebenarnya apa yang telah terjadi pagi ini pada ayah lalu aku  memanggil-manggilnya, :” Bapak, bapak!”. Tak lama kemudian ayahku muncul lalu memeluk dan mengangkatku membawa keluar rumah. Aku belum tahu apa yang sebenarnya telah terjadi sebelum aku dibawa keluar kamar. Namun, setelah aku di luar rumah aku mengetahui bahwa lima menit yang lalu baru saja telah terjadi gempa bumi.
Gempa bumi ini telah merenggut banyak sekali korban, baik harta maupun nyawa. Sekarang aku baru tahu bahwa gempa di Jogja ini berkekuatan 5,9 pada skala Richter. Tetangga pakde ku banyak yang menjadi korban. Aku khawatir kalau saja ada saudaraku yang ikut tewas juga. Alhamdulillah, semua saudaraku selamat. Namun, aku tetap merasa sedih karena melihat banyak sekali korban dan rumah-rumah yang hancur, termasuk rumah pakdeku yang Plafond rumahnya pada jatuh. Aku merasa iba pada para korban. Banyak sekali dari mereka tewas tertimpa bangunan.
Setelah 30 menit kami sekeluarga akhirnya memutuskan untuk mengevakuasi diri ke tempat yang lebih aman jikalau ada gempa susulan. Kami menuju rumah saudaraku yang ada di dekat gunung Merapi, di daerah Kali Urang. Selama diperjalanan aku melihat banyak sekali bangunan yang hancur rata dengan tanah, juga banyak sekali orang yang hilir mudik mengevakuasi para korban. Aku melihat banyak sekali korban meninggal yang ditaruh di pinggir jalan. Akhirnya kami sampai di rumah saudaraku yang berada di dekat gunung merapi, di daerah Kali Urang, sekitar pukul 11.00.  Kami semua syok saat mengalami peristiwa ini. Sungguh pengalaman yang tidak dapat aku lupakan.




Sabtu, 27 November 2010

Saving Private Ryan D-day Scene




SAVING PRIVATE RYAN

Film ini mengisahkan tentang Kapten John Miller dan pasukannya menyerang Pantai Omaha dalam operasi D-DAY. Di awal setengah jam, film ini mengandung beberapa kekerasan yang paling menghebohkan. Anda dapat hampir melihat adegan kematian di setiap scene nya. Dan film ini memungkinkan penonton untuk mengalami rasa takut yang terus-menerus seperti mereka yang dipukul oleh penembak jitu / yang dibunuh oleh ranjau darat.




"Inti dari cerita ini adalah sebuah Nyawa"





Jumat, 26 November 2010

Pengalamanku yang tak terlupakan

Di kamarku berdiri beberapa buah piala. Aku meraihnya saat aku masih duduk di TK dan SD. Masing-masing piala ini memiliki cerita cerita tersendiri. Salah satunya piala terbesar yang aku punya adalah piala Olimpiade dan Lomba Kompetensi SD Islam Al Azhar se-Indonesia, waktu SD aku bersekolah di SD Islam Al Azhar 2.
Sejak TK ayahku telah membelikan buku-buku pengetahuan umum,  saat SD aku dibelikan ensiklopedia dan ayahku sering mengajakku tempat-tempat bersejarah, sehingga saat itu ketertarikan ku pada pelajaran sosial begitu kuat . Nilai-nilai pelajaran sosial aku di SD selalu mendapat nilai yang bagus, sehingga saat aku kelas V, aku ditunjuk bapak kepala sekolah untuk mewakili sekolah mengikuti Olimpiade & Lomba Kompetensi SDI Al Azhar untuk mata pelajaran PKPS/IPS dan PPKN kelas V se-Indonesia. Aku sangat bahagia mendapat kepercayaan itu. Orang tuaku selain ikut mendukung dan selalu berdoa untuk kesuksesan aku, mereka juga mengenalkan aku pada Kak Dzinnun. Kak Dzinnun ini kemudian menjadi pembimbing aku selama persiapan olimpiade
Akhirnya hari yang ditunggu itupun datang, Sabtu 7 Maret 2009, aku bangun pagi-pagi sekali, berpakaian rapih dan siap bertanding.  Aku berangkat bersama orang tuaku menuju tempat lomba, di gedung Al-Azhar Pusat. Hatiku “dag dig dug” tak karuan, Ibuku yang baik hati terus menenangkan aku agar tetap fokus pada pertandingan. Aku harus melewati beberapa penyaringan karena disini berkumpul siswa-siswi dari berbagai SDI Al Azhar se Indonesia.
Pertandinganpun dimulai, pertandingan berjalan dengan ketat, detik-detik menuju final semakin menegangkan, hasilnya aku berhasil masuk ke babak final. Aku harus tetap berkonsentrasi , selanjutnya suasana di babak final bertambah riuh karena masing-masing sekolah menjagokan siswanya.
Alhamdulillah pada babak terakhir aku berhasil mengalahkan teman-teman lainnya, sehingga aku berhasil menjadi juara, hatikupun senang sekali. Ibuku terlihat bahagia sampai matanya berkaca-kaca  dalam hati aku mengucapkan terimakasih padanya.
Pembagian pialapun dilakukan. Aku menerima piala yang paling besar, saat itu aku sampai tergopoh-gopoh menerima piala itu. Sungguh hari yang tak terlupakan.