Jumat, 08 Oktober 2010

Uruguay Bukan Lawan yang Tepat Untuk Indonesia

Sejak awal pertandingan, Uruguay tampil serius dan langsung menekan. Tapi Indonesia justru mampu mencuri gol di menit 17. Dari umpan Bambang Pamungkas, Boaz Solossa lolos dari jebakan off-side dan setelah mengecoh kiper ia menceploskan bola ke gawang kosong.

Terus memegang kendali permainan, Uruguay akhirnya membalas di menit 34. Dari umpan Jorge Fucile dari sayap kanan, bola ditanduk Edinson Cavani dan bola masuk gawang tanpa bisa dicegah. Skor pun jadi 1-1.

Suarez yang jadi andalan Uruguay yang tidak dibela Diego Forlan membalikkan skor jadi 2-1 di menit 43. Lewat kerja sama dengan Cavani, Suarez melewati penjagaan bek Indonesia dan dengan sebuah tendangan terarah merobek gawang Markus Horison.

Uruguay mengubah skor jadi 3-1 di menit 54. Memanfaatkan umpan terobosan, Suarez yang berada di dalam kotak penalti dengan tenang menceploskan bola masuk gawang Markus untuk kali ketiga.

Cuma tiga menit berselang, Uruguay mencetak gol keempat. Sebastian Eguren mengoper bola kepada Suarez, setelah menggocek bola, Suarez mengembalikannya kepada Eguren yang dengan satu sodokan akurat mengubah skor jadi 4-1.

Uruguay mendapatkan hadiah penalti di menit 69 ketika Cavani dijatuhkan kiper Markus Horison. Suarez yang bertindak sebagai algojo sukses melaksanakan tugasnya dan mengubah skor jadi 5-1.

Gol keenam Uruguay lahir di menit 79. Dari sebuah umpan terobosan, Suarez lolos di kotak penalti Indonesia. Sempat mengitari Markus, Suarez kemudian terjatuh. Bola bebas disodok oleh Cavani dan Uruguay unggul telak 6-1.

Cavani menutup pertandingan dengan sebuah hat-trick ketika ia melepaskan tendangan keras dari dalam kotak penalti yang merobek jala Markus untuk kali ketujuh. Skor 7-1 buat Uruguay.

Empat menit menjelang bubaran, Uruguay kembali menjebol gawang Indonesia lewat sodokan Sebastian Fernandez. Namun gol itu dianulir wasit karena Fernandez sudah lebih dulu off-side.

Susunan pemain
Indonesia: Markus Horison; M Ridwan, Nova Arianto, Maman Abdurachman,Tony Sucipto, M Nasuha; Firman Utina, Beny Wahyudi, Ahmad Bustomi; Boaz Solossa, Bambang Pamungkas

Uruguay: Castillo; Cavani, Fucile, Gargano, Lugano, A.Pereira, Maxi, Perez, Rodriguez, Suarez, 

Victorino

Daftar pencetak goal
18' [1 - 0] Salossa
35' [1 - 1] E. Cavani
43' [1 - 2] L. Suarez
55' [1 - 3] L. Suarez
59' [1 - 4] S. Eguren
70' [1 - 5] L. Suarez (pen.)
80' [1 - 6] E. Cavani
84' [1 - 7] E. Cavani

Jumat, 01 Oktober 2010

Pidato Soekarno mengenai Malaysia

Semua pada tahu kan siapa orang ini ?




Ya, ini adalah potret muka dari presiden pertama kita yaitu Ir. Soekarno.

Tapi sekarang kita tidak membicarakan tentang kehi dupanSoekarno, tetapi kita akan membicarkan tentang pidato - pidatonya yang sangat menggugah semangat akan penting nya persatuan NKRI, sekalipun dia pencopet, maling, atau bahkan seorang napi pun akan bergetar hati nya ketika mendengar pidato dari Soekarno.

Kita tahu semua perseteruan antara Indonesia dan Malaysia kembali mencuat. Ketegagan negeri serumpun kali ini dipicu dari ditangkap dan disiksanya tiga petugas kelautan Indonesia oleh kepolisian Malaysia. Kejadian ini mengingatkan kita akan sejarah. Dimana, pada tahun 1962-1966 Indonesia juga sempat terlibat cekcok dengan Negeri Jiran. Kala itu, persoalan dipicu ulah Malaysia yang dahulu dikenal dengan Persekutuan Tanah Melayu ingin menggabungkan Brunei, Sabah, dan Serawak menjadi Federasi Malaysia.

Tindakan tersebut, sontak saja dikecam oleh Presiden Indonesia yang kala itu dijabat Soekarno. Bung Karno menilai, Malaysia adalah boneka Inggris, dan langkah tersebut akan mengganggu keamanan di Indonesia. Bung Karno memproklamirkan gerakan ”Ganyang Malaysia” melalui pidato bersejarah pada 12 April 1963. Berikut kutipan pidato Sang Proklamator Indonesia tersebut;

Kalau kita lapar itu biasa
Kalau kita malu itu juga biasa
Namun kalau kita lapar atau malu itu karena Malaysia, kurang ajar!

Kerahkan pasukan ke Kalimantan hajar cecunguk Malayan itu!
Pukul dan sikat jangan sampai tanah dan udara kita diinjak-injak oleh Malaysian keparat itu.

Doakan aku, aku kan berangkat ke medan juang sebagai patriot Bangsa, sebagai martir Bangsa dan sebagai peluru Bangsa yang tak mau diinjak-injak harga dirinya.

Serukan serukan ke seluruh pelosok negeri bahwa kita akan bersatu untuk melawan kehinaan ini kita akan membalas perlakuan ini dan kita tunjukkan bahwa kita masih memiliki gigi yang kuat dan kita juga masih memiliki martabat.

Yoo... ayoo... kita... Ganjang...
Ganjang... Malaysia...
Ganjang... Malaysia
Bulatkan tekad
Semangat kita badja
Peluru kita banjak
Njawa kita banjak
Bila perlu satoe-satoe!


Menyikapi pidato Bung Karno, Malaysia pun murka. Mereka mendemo Kedubes RI di Kualalumpur dan merobek-robek foto Soekarno. Bahkan, demonstran juga sempat membawa lambang burung garuda kepada Tunku Abdul Rahman dan meminta agar dia menginjaknya.

Namun, polemik tersebut mereda setelah posisi Soekarno digantikan Soeharto. Pada 28 Mei 1966, Indonesia dan Malaysia pun sepakat untuk berdamai, dan penandatanganan perdamaian dilakukan pada 11 Agustus.